Waktu menunjukkan pukul 13.00 gong. Siang lagi bolong, matahari lagi monyong. Di kontrakkan, aku sedang mengumpulkan semangat eksistensi karena harus pergi demi menunaikan sebuah janji. Aarrgh… Malas sekali!
Tentulah yang mendorong perasaan malas ini untuk muncul ke permukaan adalah – apalagi kalau bukan – teriknya matahari. Sinarnya sungguh mentereng bak anak Menteng yang petantang-petenteng.
Ya… aku mengaku bahwa yang paling aku takutkan dari serangan sinar matahari yang membabi-buta-tuli-bisu itu adalah efeknya terhadap kecantikan dan penampilanku. Selain efek basah ketek, tentulah efek kulit hitam, Jek!
Boleh dong aku menaruh perhatian pada kulit?! Karena memang selama ini jargon ‘cantik itu putih’ telah dicekoki ke kepala perempuan-perempuan kita. Dan maaf, aku juga percaya. Walaupun aku tak sampai hati menggunakan cara-cara instan yang cenderung menyeramkan, namun aku memang menjunjung tinggi doktrin itu. #MenundukMalu #Memilin-milinBaju #Ala-alaPembantu
Apa ya jadinya apabila dunia ini terbalik? Bukan kulit putih yang dibilang cantik. Melainkan kulit hitam yang dianggap paling menarik.
Jika begitu keadaannya, bisa jadi curhatanku adalah seperti di bawah ini nih!
#PikiranMelayang #MataMenerawang #SembariJaipongan
***
Waktu menunjukkan pukul 13.00 gong. Siang lagi bolong, matahari lagi monyong. Saat yang tepat untuk eksis di luaran dong!
Sekarang musim panas. Musim yang sangat ditunggu oleh hampir semua orang yang peduli akan kecantikan dan penampilan. Aku sendiri sudah siap dengan setelan tanktop dan celana pendekku. Gang centil-centilanku sudah beberapa kali menelepon, memastikan aku sudah berangkat. Mereka sudah menungguku di salah satu tempat berjemur paling hits yang biasa kami sambangi di hampir setiap hari libur pada jam-jam bolong begini.
Aku memang agak telat. Tadi aku membantu Mama maskeran. Masker khusus untuk usia 50 tahun ke atas yang selain bisa menghilangkan kerutan, juga bisa menambah intensitas kegelapan. Aku iri pada Mama-ku. Mengapa kulitnya bisa hitam begitu? Ini semua karena Papa-ku. Ia lah yang kulitnya putih bersih, sehingga aku mewarisi warna kulitnya. Tapi Papa sih tak pedulian orangnya.
“Sudah dikasih kulit begini, mau diapain lagi?!” Begitulah ia berkilah sekaligus menasehati aku agar tak terlalu pusing memikirkan penampilan.
Sulit sekali untuk membuat kulitku menjadi hitam – apalagi hitam legam. Jika terlalu lama berpanas-panasan, kulitku hanya akan bersemu kemerahan. Memalukan!
Tapi sebenarnya membantu Mama maskeran memang tak terlalu makan waktu lama. Setengah jam lainnya aku habiskan untuk menonton infotainment. Tayangan gosip edisi hari ini nampak sayang untuk dilewatkan karena isinya artis-artis kesukaanku semua! Laudya Cintya Bella, Rianti Cartwright, dan Cut Tari. Aku nge-fans sama mereka soalnya mereka cantik-cantik. Kulitnya hitam legam nyaris tanpa cela. Bibirnya juga kehitaman senada dengan warna kulit wajahnya. Aku sontak berkaca membandingkan wajah mereka dengan wajahku. Bibirku merah sekali! Sialan!
Lalu artis laki-lakinya ada Tenku Wisnu dan Indra Brugman. Mereka kok nampaknya semakin hitam ya? Ah mungkin mereka suntik hitam. Pasti mahal!
Aku ingat sekali, dulu sewaktu aku SD, aku tak sebergaul sekarang. Dulu aku pendiam karena kulit yang putih bersinar ini! Aku membenci kulitku. Ingin rasanya aku mengulitinya dan menguliti kulit Gayatri, temanku yang paling hitam, lalu menempelkan kulit keparatnya itu ke seluruh tubuhku menggantikan kulitku yang putih menjijikkan ini. Gayatri itu orangnya sok! Mentang-mentang memiliki kulit yang paling hitam, kerjaannya pamer di depan semua orang.
Aku juga menyalahkan kulit putihku ini atas ketidakmungkinan diriku mengikuti ajang bergengsi macam Puteri Indonesia yang mengusung persyaratan 3B. Brain aku punya. Behaviour jangan ditanya! Tapi Black? Itu lah yang membuatku tak kunjung lolos dengan suksesnya, bahkan di tahap paling pertama.
Aku baru saja ingin mematikan televisi sebelum pergi. Ah tapi aku mengurungkan niatku, karena tiba-tiba saja ada tayangan berita terkini. Presiden Amerika berkunjung ke Indonesia! Aku bangga sekali. Beliau adalah orang kulit putih pertama yang berhasil menjadi orang nomor satu Amerika. Ya sebagai kaum yang selama ini dianggap hina, akhirnya Mr. Obama berhasil juga memasuki Black House. Keren! Sebagai orang yang berkulit putih, aku bisa merasakan aura-aura kesuksesannya.
Tiba-tiba ponselku berbunyi lagi. Ah aku tersadar aku semakin terlambat. Kulirik jam, jarumnya menunjukkan pukul 13.07. Pasti sudah pada kesal nih, karena kami janjian sejam lalu.
Aku beranjak keluar rumah sesaat setelah aku mematikan televisi yang baru selesai menayangkan iklan kosmetik berjargon “cantik itu hitam” sebagai sponsor acara berita terkini itu. Aku ingin sekali membeli krim itu, namun kabarnya kalau krim penghitam seperti itu tak baik untuk kesehatan kulit. Yah memang, bagi kita orang awam, yang instan-instan itu walaupun menggiurkan namun efeknya siapa yang tahu, kan?! Jadi aku mencoba yang alami saja lah.
Aku pun pergi dengan gemulai, menantang matahari untuk membuatku lebih aduhai.
***
Aku disadarkan dari khayalanku oleh bunyi SMS yang masuk ke ponselku:
“Hey Tuan Puteri Barbara nan jelita! Dimanaaa???? Udah ditungguin anak-anak nih!! Jangan bilang lo belon pergi, nungguin matahari tenggelam karena takut item kena matahari!!! Capcuss ah!!”
Ah… betapa indahnya kehidupan ini apabila tak ada paham Putihisme – menjunjung tinggi putih di atas segalanya. #MenarikNapasPanjang #SembariTariKejang
Aku menyandang tas dan ngaca sekilas. Dengan malas, aku beranjak menerjang panas.
Dear Mb Thya yg Lucu nan menggemaskan
heeee
ak udah pnya bukuNa yg ohhEmmJii niii
seru bacanya,kocak abbiesz,..
kpn nii mb terbitin barbara episode k2 🙂
dtunggu Loooh
sukses trus buad barbara eh mb Thya yaaaph
*2jempol*
hai, adheell… ini barbara… trims yaa udah baca buku Ohh Emm Jii… Kalau lucu, kamu bisa berbagi ke teman2, biar ga disangka gila ketawa sendirian… bihihihik 🙂